Beberapa waktu lalu, saya sempat dibuat penasaran dengan kondangnya sebuah desa di Kediri, yang semua warganya berprofesi sebagai pedagang cetakan kue. Ada sekitar 75 warga yang memiliki tempat produksi ini, belum lagi yang jadi karyawan. Karena lokasinya jauh dari rumah saya, sering ditunda-tunda. Tapi hari Selasa kemarian agak longgar, jadi ya saya sempetin ke sana. Masya Allah, jauuuuuh banget. di Pelosok desa, Kediri ujung kidul.
Rasa penasaran saya terobati setelah menyasikan kesibukan para warganya yang sedang memproduksi cetakan kue. Cetakan kue ini terbuat dari tembaga yang biasa kita temukan di toko-toko cetakan kue di pasaran.
Kedatangan saya ke desa ini, sebenarnya bukan hanya sekedar kunjungan biasa. Tapi karena memang ada keperluan untuk membeli cetakan kue kering yang pengen buat sendiri, nggak seperti di toko-toko. Saya pengen cetakan kue dari kayu, mirip kue THok. Tapi sayang, di sini memang khusus dari tembaga.
Meski semua warga berprofesi sebagai pengusaha cetakan kue, tidak semuanya ‘sukses’ dengan bisnis ini. persaingan begitu kuat. Siapa yang tidak lihai menjemput bola. Ya, pastinya hanya diam di rumah, menunggu ada orang pesan. Dari hasil pengamatan saya, desa ini sepi-sepi aja. Ada tiga rumah yang sempat saya singgahi, masing-masing punya aktivitas berbeda. Ada yang sedang tutup, tidak produksi karena tidak ada orderan, ada juga rumah yang karyawannya sibuuuuk banget. ngejar setoran order ribuan cetakan kue.
Kendalanya memang nggak ada pengebul, dari pihak pemerintah kabupaten Kediri pun juga belum ada greget untuk mengembangkannya. Sayang banget, kan? Orang Kediri sebenarnya kreatif2 loh (ehm, kalau saya? Kreatif apa ya? hehe). Pengepul atau penampung hasil produksi sangat penting untuk kelanjutan bisnis ini. saat ini, mereka hanya menggunakan jasa sales, rentan jika terjadi sedikit perbedaan harga yang bisa memicu persaingan tidak sehat.
Bagi teman-teman yang butuh cetakan kue dalam jumlah ratusan atau ribuan. Coba aja mampir ke sini. Siapa tahu bisa jadi ladang bisnis baru ^^
Dari informasi yang saya dapat, orang yang pertama kali mendirikan usaha ini adalah bapak Musta’in. pemasarannya lewat sales, ada yang sales lokal maupun luar provinsi. Untuk yang lokal sekitaran Sidoarjo, Blitar, dan Surabaya. Untuk yang luar provinsi hingga Semarang dan Bali.
Kedatangan saya ke desa ini, sebenarnya bukan hanya sekedar kunjungan biasa. Tapi karena memang ada keperluan untuk membeli cetakan kue kering yang pengen buat sendiri, nggak seperti di toko-toko. Saya pengen cetakan kue dari kayu, mirip kue THok. Tapi sayang, di sini memang khusus dari tembaga.
Meski semua warga berprofesi sebagai pengusaha cetakan kue, tidak semuanya ‘sukses’ dengan bisnis ini. persaingan begitu kuat. Siapa yang tidak lihai menjemput bola. Ya, pastinya hanya diam di rumah, menunggu ada orang pesan. Dari hasil pengamatan saya, desa ini sepi-sepi aja. Ada tiga rumah yang sempat saya singgahi, masing-masing punya aktivitas berbeda. Ada yang sedang tutup, tidak produksi karena tidak ada orderan, ada juga rumah yang karyawannya sibuuuuk banget. ngejar setoran order ribuan cetakan kue.
Kendalanya memang nggak ada pengebul, dari pihak pemerintah kabupaten Kediri pun juga belum ada greget untuk mengembangkannya. Sayang banget, kan? Orang Kediri sebenarnya kreatif2 loh (ehm, kalau saya? Kreatif apa ya? hehe). Pengepul atau penampung hasil produksi sangat penting untuk kelanjutan bisnis ini. saat ini, mereka hanya menggunakan jasa sales, rentan jika terjadi sedikit perbedaan harga yang bisa memicu persaingan tidak sehat.
Bagi teman-teman yang butuh cetakan kue dalam jumlah ratusan atau ribuan. Coba aja mampir ke sini. Siapa tahu bisa jadi ladang bisnis baru ^^
 |
| Beberapa proses pembuatan cetak kue |
Wah kalo mudik bs berkunjung kesana ni...sptnya pernah denger nama desa ini mak...asalku kan dari kertosono...kykx dekat ya...
ReplyDeleteWaduhhhh dimana itu ya, pengen ke sana hehe
ReplyDeletekudet ya